Laporan Singkat Open House IASI, 15-Juli-2017
Auditorium Asien-Afrika-Institut, Universität Hamburg
Meskipun persiapan acara Open House secara intensif hanya dilakukan sekitar dua minggu, tetapi pada hari penyelenggaraannya cukup banyak yang menghadiri, yaitu sekitar 70 orang.
Sambutan-sambutan diberikan oleh Ibu Sylvia Arifin selaku Konsul Jendral Republik Indonesia di Hamburg, Bapak Ahmad Saufi selaku Atase Pendidikan di KBRI Berlin, dan Prof. Jan van der Putten selaku Kepala Program Studi Indonesia/ Melayu, Departemen Asia Tenggara, Universitas Hamburg.
Ada dua poin penting yang patut dicatat dari sambutan Prof. Jan van der Putten. Pertama, tentang citra diaspora yang dahulu cenderung negatif (warga buangan dari negara asalnya), saat ini telah berubah menjadi positif, terdiri dari kaum profesional, akademisi, peneliti, dan pekerja-pekerja khusus yang sangat kompeten. Kontribusinya terhadap negara mencakup pemikiran dan ilmu pengetahuan, serta remitansi tahunan dalam jumlah yang cukup besar. Poin ke-2, perlunya kerjasama lebih erat antara mahasiswa S1/S2/S3 dengan tenaga-tenaga diaspora profesional. Yaitu dengan adanya kerjasama antara senior dan junior; antara yang muda dengan yang sudah lebih berpengalaman.
Sambutan dari Atase Pendidikan / Atdikbud antara lain menggarisbawahi untuk tidak merasa segan membeli teknologi dan melakukan kemitraan strategis dengan suatu institusi maju dalam bidang tertentu, karena dalam proses ini tentu saja akan terjadi proses transfer of technology.
Konjen KJRI Hamburg dalam sambutannya menyampaikan paparan tentang kegiatan-kegiatan IASI selama ini dan juga kerjasama yang sudah terjalin dengan baik dengan pihak KJRI Hamburg. Berita yang masih hangat, yaitu tentang G20 minggu lalu juga sedikit diulas.
Keynote speech yang sangat menarik disampaikan oleh ketua I-4 Johny Setiawan dengan bertemakan tentang kesiapan yang diperlukan dari sisi SDM (khususnya dari masyarakat Indonesia) untuk menghadapi tantangan globalisasi.
Tentang sejarah singkat IASI dan susunan pengurus baru, serta gambaran singkat tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan selama ini dipaparkan oleh Ketua IASI.
Istirahat pertama dilakukan selama 20 menit sambil menikmati hidangan khas Indonesia, seperti bakso, kue-kue, dan cemilan lezat lainnya.
Kegiatan-kegiatan dan rencana kerja masing-masing divisi dipresentasikan setelah istirahat pertama ini.
Ada lima divisi, yaitu Kedokteran, Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Ekonomi Kreatif, Pendidikan, dan Dirgantara. Dua divisi terakhir bukan divisi baru, sementara tiga divisi lainnya baru terbentuk selama kepengurusan yang sekarang.
Langkah pertama yang sudah dilakukan bidang Kedokteran adalah mendata jumlah dokter WNI yang tersebar di Jerman, baik di rumah sakit-rumah sakit maupun yang membuka praktek sendiri. Data didapat melalui bantuan Atase Pendidikan yang bekerjasama dengan institusi Jerman ‘Bundesärtzekammer’.
Divisi Pendidikan memperkenalkan organisasi APPBIPA (Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) – Komisariat Jerman yang baru dibentuk secara resmi bulan Oktober 2016 lalu. Komisariat Jerman dibentuk antara lain untuk meningkatkan kerjasama antara para dosen dan seluruh staf pengajar Bahasa Indonesia yang tersebar di berbagai Perguruan Tinggi Jerman maupun institusi-institusi pengajaran bahasa lainnya yang tersebar di Jerman. Dilaporkan juga tentang tindak lanjut dari kerjasama IASI yang bermitra dengan SES(*) dalam rangka pengiriman profesor tamu untuk Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Divisi EBT yang juga baru dibentuk dan langsung kebanjiran peminat memaparkan visi dan misinya yang dikaitkan dengan visi energi 25/25 pemerintah Indonesia. Yaitu target penggunaaan energi terbarukan pada tahun 2025 sebanyak 25% dari total sumber energi yang ada. Dipaparkan juga tentang hasil kunjungan tim EBT IASI ke salah satu perusahaan pengelola kincir angin di Diemarden, Göttingen awal Juli 2017 yang lalu.
Divisi Ekonomi Kreatif / EkRaf dibentuk dengan motivasi untuk merangkul pelaku bisnis ekonomi kreatif Indonesia di Jerman yang meliputi kegiatan-kegiatan kreatif, seperti karya seni, fashion, film, kuliner, penerbitan, dan lain-lain. Saat ini divisi EkRaf sedang menjajagi kerjasama dengan Komnas Perempuan di Indonesia untuk ikut membantu memberdayakan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan ibu-ibu yang ‚termarjinalkan‘ (terpinggirkan dari masyarakat), yaitu dengan memasarkan produk-produk kerajinannya, terutama fashion dan aksesoris. Kegiatan ini dalam realisasinya masih menghadapi banyak kendala yang harus diselesaikan.
Tim Dirgantara yang sudah dibentuk sejak sekitar 3 tahun terakhir mempresentasikan hal-hal yang sudah dicapai selama ini. Penguasaan teknologi tinggi merupakan topik terpenting yang diangkat. Ini salah satu pondasi untuk percepatan perekonomian dan salah satu pilar dalam prioritas pembangunan. Tujuannya berupa peningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta kemandirian ekonomi. Industri dirgantara merupakan produk berbasis teknologi tinggi yang padat inovasi, padat teknologi tinggi, dan padat lapangan pekerjaan. Hal-hal tersebut dapat membentuk kompetensi sumber daya manusia yang tinggi dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Tim dirgantara mempromosikan kemitraan strategis di bidang teknologi tinggi dengan jalan mengundang perusahaan-perusahaan global berinvestasi dan membuka Engineering Center (EC) di Indonesia.
Setelah coffee break ke-2 pertemuan dilanjutkan dengan memberi kesempatan kepada kelompok-kelompok diaspora Indonesia lainnya untuk menyampaikan aspirasinya.
Asosiasi Masyarakat Jerman-Indonesia DIG-Hamburg menyampaikan bahwa organisasi ini sudah sangat lama berdiri dan telah lama bekerja sama dengan diaspora Indonesia di Hamburg. DIG memerlukan masuknya anggota-anggota muda yang baru sebagai penerus.
Festival Budaya tahunan di Jerman Pasar Hamburg yang berada di bawah naungan IDKA e.V. melalui Ketua panitianya menyampaikan rencana kegiatan Pasar Hamburg tanggal 9 dan 10 September nanti. Tema „Ibu“ ditetapkan sebagai tema Pasar Hamburg untuk tahun ini.
Persatuan Pelajar Indonesia PPI – Hamburg secara singkat menyampaikan paparan tentang kegiatan bulanan „Dialegtika“ dengan mengundang nara sumber profesional dari berbagai bidang. Teman-teman dari IASI diharapkan untuk bisa juga turut mengisi acara ini. Selain itu, acara Sound of Indonesia (SOI) yang ke-4 juga akan diselenggarakan di penghujung tahun 2017. Terakhir, acara seminar ICONIC pada awal tahun 2018 yang akan dikoordinir oleh PPI Jerman.
Forum mahasiswa S-3 Hamburg dalam kesempatan ini menyampaikan keinginan untuk menulis buku dan mencari penerbit untuk tulisan-tulisannya. IASI diharapkan bisa menjembatani pihak-pihak yang bisa mengakomodasi hal tersebut.
Media Jerman Deutsche Welle (DW), dalam hal ini diwakili oleh Kepala Redaksi Indonesia, juga diberi kesempatan untuk menyampaikan visi dan misinya. Media yang sebelumnya merupakan siaran udara radio tersebut memiliki 30 bahasa dunia, salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Kemudian DW diperluas dengan membangun jaringan media televisi TV-DW di Berlin.
Pengurus IASI menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara Open House 2017 ini. Sumbangan makanan yang melimpah ruah dan dokumentasi foto-foto telah turut menyukseskan acara ini. Mohon maaf atas tidak berlangsungnya acara diskusi dan tanya jawab yang sebelumnya telah diprogramkan, berhubung keterbatasan waktu.
Pengurus IASI 2017 – 2019 hendak menjadikan Open House ini sebagai ajang silaturahmi, connecting dots dan networking bagi kelompok-kelompok diaspora Indonesia di Hamburg dan Jerman. Tujuan lainnya adalah untuk lebih mengenalkan kepada publik luas tentang IASI dan kegiatan-kegatannya.
Terima kasih dan sampai berjumpa lagi pada kegiatan berikutnya!
IASI – Pengurus 2017 – 2019
Catatan:
(*)SES = Senior Experten Service, Organisasi Nir-laba Jerman berkedukan di Bonn, lebih detil bisa dilihat di http://www.ses-bonn.de/startseite.html
Kepada fotografer profesional Nataniel Pratomo, IASI ucapkan terima kasih tak terhingga untuk kontribusi foto-fotonya. Website: http://www.natanielpratomo.com