Diskusi dengan Departemen Perindustrian dan ITB

Diskusi dengan Departemen Perindustrian dan ITB

Diskusi dengan Departemen Perindustrian (Depperind) dan ITB

Lokasi di ITB, Bandung
Waktu : tgl 25 Juli 2016, jam 09.00 – 10.00 WIB

 

Peserta:

Prof Dradjad Irianto M Eng (ITB)

Ir Ari Indarto   (Dep Perindustrian)

Triyoga Waskito (TW)

 

Topik:

COTS ( Commercial Off The Shelf ) Equipment, peralatan (pesawat terbang) yang berbasiskan alat komersial.

 

Saat ini di Indonesia sudah berdiri  Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM) , yang bertujuan membuat komponen pesawat terbang di Indonesia.
Bila hanya mengandalkan PTDI dengan produksi N219 untuk menstimulir industri komponen di Indonesia, maka usaha ini kurang progressif, harus dilakukan usaha yang lebih luas dan lebih berani dengan memperhitungkan semua aspek, termasuk aspek ekonomi dri pelaku bisnis.

 

TW melontarkan idee untuk pengembangan peralatan pesawat terbang berbasis alat komersial (COTS)
 

  1. Peralatan pesawat terbang adalah bagian dari system atau structure yang dipasang di pesawat terbang.
  2. Pengembangan peralatan pesawat terbang harus menggunakan strategi yang tepat.
  3. Hindarkan design dan produksi peralatan yang mempunyai fungsi “Critical” ataupun “Essential”, karena:
    • design dan development lama dan mahal
    • sertifikasinya sangat rumit
    • safety analysis , hazard assessment, dll yang rumit harus dilakukan
    • qualification test nya sangat mahal dan lama
    • belum tentu laku terjual, dan ini penting karena produsen juga ingin dapat untung

 

  1. Untuk itu perlu dipikirkan pengembangan alat pesawat terbang yang berbasis alat komersial, dengan kriteria sebagai berikut:
    • untuk sistim di pesawat terbang yang mempunyai fungsi “non essential”.
    • untuk pesawat terbang yang populasinya banyak, seperti Boeing 737 (all versions) dan Airbus A320 (all versions)
    • usahakan untuk mencapai sertifikasi peralatan dengan standard internasional, agar peluang menjual keluar Indonesia bisa dimungkinkan (International Equipment Qualification).
    • Bisa dikembangkan “electrical appliances” seperti Rice Cooker, Coffee Maker, Water Boiler, Oven, refrigerator (lemari pendingin) dari basis COTS equipment, misalkan Maspion, National Gobel, dll.
    • Juga bisa dikembangkan Monitor TV Layar lebar (LED, Plasma TV dll) yang berbasis COTS equipment, misalkan dari Polytron.
    • Cabin Lighting, Reading Light, Attendant Light dan Interior Lights yang lain bisa dikembangkan berdasarakan COTS
    • Semua peralatan tersebut bisa dipasang di pesawat jet komersial, misalkan Boeing 737-800, Airbus A320, Embraer E-190 dll.
    • Dengan sasaran pesawat terbang komersial ini, maka volume bisnis COTS based items ini akan cukup besar, apalagi bila sasarannya bukan hanya airlines di Indonesia, tetapi airlines global.
    • Design, kualifikasi, sertifikasi bisa dilakukan secara terpusat, dalam suatu perusahaan / organisasi yang memiliki PART 21J DOA (Design Organization Approval) dan diproduksi oleh perusahaan / organisasi yang memiliki Part 21G POA (Production Organization Approval)
    • Depperind harus bertindak sebagai “Godfather”, yang membimbing dan membiayai sertifikasi Part 21J DOA  dan Part 21G POA serta pengujian pengujian yang diperlukan untuk mencapai standard internasional

 

Part 21J DOA dan Part 21G POA mengacu pada persyaratan dari EASA (European Aviation Safety Agency).

 

Tinggalkan Balasan