Surat Balasan dari Mensekneg atas Permohonan IASI
IASI mengajukan Permohonan Audiensi dengan Bapak Presiden Joko Widodo untuk membahas berdirinya Aircraft Engineering Center (AEC) di Indonesia.
Industri Pesawat Terbang adalah industri yang amat mahal baik komponen biaya R&D, infrastruktur dan mendidik SDM-nya. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dalam bentuk aliansi strategis agar industri pesawat terbang dalam negeri tidak mengeluarkan biaya tersebut sendirian. India dan Cina adalah contoh sukses bagaimana mereka membangun industri pesawatnya melalui kerja sama dengan perusahaan aircraft raksasa melalui pendirian Airbus Engineering Center di negaranya. Berangkat dari hal tersebut IASI (Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia Jerman) berinisiatif menggulirkan ide perlunya menggandeng industri pesawat terbang raksasa Airbus dan Boeing agar bersedia mendirikan AEC di Indonesia.
Melalui surat permohonannya yang dikirim tanggal 26 Agustus agar IASI (Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia Jerman) bisa memaparkan tentang feasibility study Pendidiran Aircraft Engineering Center (AEC) melalui rintisan kerja sama dengan industri pesawat Airbus dan Boeing, hari ini dapat tanggapan dari pihak Mensekneg bahwa permohonan tersebut untuk ditindaklanjuti bersama dengan BPPT.
Keinginan IASI untuk mendirikan Aircraft Engineering Center di Indonesia adalah perjuangan panjang tanpa kenal lelah yang sudah dilakukan 2 tahun terakhir ini secara gencar. Sosialisasi ke Indonesia diawali Pertemuan-pertemuan marathon yang berlangsung panjang selama 2 tahun seperti:
1. Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan 2015
2. Menseskab Andi Widjayanto 2015
3. Menko Maritim Rizal Ramli 2015
4. Forum Group Discussion 2015 vyang terdiri dari:
- a. Supasetyo Dirjen Perhubungan Udara
- b. Marsdya (Purn) Eris Heryanto, KKIP
- c. Budi Santoso, Dirut PTDI
- d. Silmy Karim, Dirut Pindad
- e. M. Arif Wibowo, Dirut Garuda
- f. M. Ilham Habibie