Acara ‘Dialegtika’ Renewable Energy (Energi Baru dan Terbarukan)
Koordinator: PPI – Hamburg, bekerjasama dengan IASI dan Jurusan Asia Tenggara,
Universität Hamburg
Tanggal/ Waktu: 6 Oktober ’17/ 15:45-17:30
Tempat: Asien-Afrika-Institut, Ruang 232, Universität Hamburg
Laporan Singkat
(oleh: Nur Pamungkas Manirjo)
Acara Dialegtika dengan topik Renewable Energy ini terutama bertujuan untuk meningkatkan rasa kepekaan (awarness) diaspora Indonesia di Jerman akan tema Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Juga merupakan wadah yang baik untuk memberi edukasi dan kesadaran bahwa tema EBT di Indonesia adalah sangat penting serta mempunyai masa depan yang bagus. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana untuk berdialog, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman antar peserta yang hadir yang terdiri dari mahasiswa Indonesia di Jerman dari berbagai bidang akademis dan pekerjaan.
Acara dimulai dengan kata pembuka dari pihak bidang Studi Indonesia/Melayu – Uni Hamburg yang juga sebagai Ketua II IASI – Jerman (Yanti Mirdayanti), serta dari pihak perwakilan PPI Hamburg (Muh.Iqbal Anshori).
Sebelum presentasi dimulai, dilakukan sesi perkenalan singkat dari para peserta, supaya tercipta suasana yang lebih akrab.
Presentasi Renewable Energy dilakukan oleh dua orang penyaji, yaitu: Nur Pamungkas Manirjo (Divisi Renewable Energy – IASI) bersama Yudi Ardianto (Ketua I IASI – Jerman).
Pembicara pertama, Nur Pamungkas Manirjo, menyajikan poin-poin sebagai berikut:
Visi dan Misi dari IASI-EBT
Pemaparan jenis-jenis EBT
Rencana Program Kerja IASI-EBT
Pembicara kedua, Yudi Ardianto, menyajikan poin-poin yang menyangkut:
implementasi, serta data dan fakta dari pembangkit listrik tenaga bayu (angin)
Acara penutup, yaitu dialog dan diskusi yang menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan pengalaman berlangsung dengan sangat menarik. Para peserta telah turut menambah wawasan dan masukan dengan membawa poin-poin sebagai berikut:
Adanya jurang (gap) pemisah antara disiplin-disiplin ilmu di Indonesia dan ini merupakan tantangan besar untuk Indonesia.
Perlunya untuk menjembatani lembaga-lembaga industri dan riset di Indonesia dan Jerman.
Mengikutsertakan masyarakat luas di Indonesia dari awal untuk turut dalam proses implementasi EBT agar bisa mendapat pengetahuan dasar tentang EBT dan bisa mandiri mengoperasikannya.
Perlu diperhatikannya tantangan-tantangan sosial (selain tantangan-tantangan teknis dan geografis).
Tentang masa depan EBT di Indonesia.