Kooperasi Penelitian Tropical Disease TNI
Dr. Fabiola Stella saat ini adalah Peneliti dan Pengurus Harian IASI (Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman). Saat ini tengah menjalani pendidikan spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Marienstift Evangelisches Krankenhaus-Braunschweig.
Pada tanggal 17-21 Mei 2015, di Bali Nusadua Convention Centre (BNDCC) diselenggarakan World Congress of International Committee of Military Medicine (ICMM), dimana pada World Congress ke-41 ini Indonesia terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara kongres dua tahunan tersebut. Pada kongres yang sukses dilaksanakan dibawah kepemimpinan Mayjen TNI Dr. Daniel Tjen, SpS selaku Inspekteur des indonesisches Sanitätsdienstes atau Kapuskes TNI saat itu, sekaligus dilaksanakan pelantikan beliau sebagai World Chairman of ICMM.
Kesuksesan penyelenggaraan kongres dunia beserta figur pemimpin yang capable dan dependable, dilanjutkan dengan pertemuan formal bilateral meeting, mengawali wacana kerjasama antara kedokteran militer Indonesia – German Armed Force (Bundeswehr) dan Bernhardt Nocht Institute für Tropenmedizin (BNITM) dalam bidang penyakit infeksi. Meskipun bilateral meeting berlangsung singkat, jalinan persahabatan dr. Fabiola Stella dan kolega medis Bundeswehr yang terpelihara hingga kembali ke Jerman menjadi jembatan yang menghubungkan relasi pihak Jerman dengan Indonesia secara kontinu.
Bernhardt Nocht Institute sendiri merupakan pusat riset penyakit infeksi yang didirikan oleh seorang dokter Angkatan Laut Jerman, Dr. Bernhardt Nocht, pada tahun 1900 di tepi pelabuhan Hamburg. Beberapa major discovery yang berasal dari BNITM diantaranya metode pewarnaan Giemsa untuk mendeteksi parasit malaria dalam darah manusia, bakteri Bartonella (1918), Marburg Virus (1968) yang kemudian masuk dalam golongan senjata biologi kategori A, identifikasi virus SARS sebagai Coronavirus (2003), dan berbagai penemuan lain. Saat ini BNITM melakukan kegiatan penelitian, pengajaran, dan pelayanan publik bersama dengan Universität Klinikum Eppendorf (UKE) Hamburg dan Bundeswehr.
Juli 2015, dr. Fabiola Stella sendiri mendapat undangan menghadiri “Learning from Ebola”, sebuah seminar berbahasa Jerman yang diselanggarakan Bundeswehr, bertempat di BNITM – Hamburg. Kesempatan ini tidak hanya membuka peluang jalinan networking dan persahabatan yang lebih luas dan mendalam dengan kolega – kolega medis Bundeswehr, tetapi juga merupakan kesempatan meyakinkan dunia bahwa Indonesia memiliki personel – personel dan tenaga ahli yang sangat berpengalaman, kompeten, dan berdedikasi dalam bidangnya.
Hasil dari eskalasi networking tersebut, Bundeswehr kemudian memutuskan mengundang pihak kedokteran militer TNI untuk mengirimkan delegasi dalam kongres “Management of Infectious Disease During Mission” (MIDDM) yang dihadiri para praktisi bidang penyakit infeksi kedokteran militer NATO pada bulan Oktober 2015, untuk menindaklanjuti wacana kooperasi yang sempat tercetuskan di Bali.
Bersamaan dengan itu, di Indonesia pun terjadi suksesi jabatan, dimana Laksamana Muda (Laksda) TNI drg. Bambang Haryoto, SpOrtho menjabat sebagai Kapuskes TNI yang baru. Setelah melalui beberapa diskusi jarak jauh antara dr. Fabiola Stella dan Laksda TNI drg. Bambang Haryoto, admiral yang kaya pengalaman dalam penugasan dalam dan luar negri ini membuat keputusan untuk mengirimkan seorang personel yang sangat mumpuni, Kolonel (CKM) dr. Alexander Ginting, SpP yang juga merupakan Head of Research RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Kehadiran Kolonel (CKM) dr. Alexander Ginting mendapatkan apresiasi tinggi dari negara tuan rumah dan menghasilkan kesepakatan informal tidak hanya dengan Bundeswehr dan BNITM, tetapi juga Director of NATO Centre of Excellence in Military Medicine untuk melakukan kerjasama dalam hal :
Penelitian kesehatan militer di bidang infeksi seperti Fever Unknown Origin (FUO), Dengue dan malaria.
Pelatihan Force Health Protection standar NATO
Kesempatan magang selama 3 bulan di BNITM untuk menumbuhkan etos kerja dan pengetahuan tatakelola riset bagi perwira kesehatan TNI.